Apa itu agama? Kenapa manusia perlu memeluk agama? Dan kenapa pula di dunia ini begitu banyak agama?
Sepanjang perdaban manusia, banyak para tokoh revolusioner yang lahir dan kemudian membuat gerakan. Para tokoh tersebut membuat dan menjadikan magnet bagi kehidupan di sekelilingnya untuk hidup satu langlah lebih maju dari sebelumnya. Dan jika kemajuan itu dirasa berguna bagi manusia di belahan bumi lainnya, maka magnet itu akan memancarkan frekwensinya semakin luas dan kuat.
Magnet dari para revolusioner tersebut dapat berupa karya fikiran ilmiah maupun karya transendental, yang dimana pada dasarnya adalah sebuah hal yang dapat memengaruhi alam bawah sadar manusia. Sehingga secara perlahan mereka mulai meniru segala hal yang dipancarkan magnet tersebut.
Baca juga: Pak Beye Lebaran Kuda
Magnet Agama VS Magnet Ilmu Sains
Agama bisa jadi adalah saudara sangat dekat sains. Walaupun kadang untuk beberapa kelompok tertentu agama dan sains tidak dapat disatukan. Agama adalah tentang bagaimana manusia itu berkelakuan, sedang sains merupakan kebalikannya, sains dianggap sebagai perusak kelakuan manusia itu.
Dalam kenyataannya, manusia tidak bisa meninggalkan keduanya. Apa yang mengatur kelakuan manusia tentu itu juga membutuhkan ilmu pengetahuan. Manusia dari waktu ke waktu akan membuat hidupnya semakin mudah dan sekaligus rumit. Ilmu pengetahuan (sains) akan menyederhanakan banyak hal, namun di sisi lain, pengetahuan transenden semakin luas dengan adanya sains tersebut. Maka secara tidak langsung, kesederhanaan ilmu pengetahuan tersebut menjadikan kerumitan di sisi lainnya.
Lalu, siapa sebemarnya yang menang? Bukankah manusia membutuhkan keduanya?
Pertanyaan ini akan membawa kita kepada satu pemahaman tersendiri. Yaitu bukan untuk memisagkan keduanya, melainkan menyatukannya. Maka disini kita akan menyebutnya dengan kebijakan. Bijak memandang ilmu pengetahuan, serta bijak memahami kepercayaan. Dimana tujuan utamanya adalah saling menghargai, toleransi.
Sebagai manusia yang memegang teguh ketauhidan Tuhan, sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada di tengah-tengah kehidupan adalah hal yang wajib adanya. Dimana kesimpulannya adalah keTuhanan adalah bagaimana cara kita meluaskan fikiran dan perasaan.