Masih amat jelas dalam ingatan kita tentang pilkada DKI Jakarta tahun 2016-2017 memang begitu ramai dan meriah karena menyita banyak perhatian masyarakat luas bahkan warga luar Jakarta yang ikut turun ke Jakarta mengkampanyekan salah satu calon yang hari ini terpilih dan menjabat sebagai Gubernur, tapi banyak warga yang tidak menghargai Jakarta hari ini.
Rasanya pilkada belum berahir, itulah kondisi saat sekarang yang terjadi di Jakarta terlebih di Media Sosial. Banyak buzzer yang masih berkeliaran saling dukung antara pak Ahok dan Pak Anies dengan saling menebar berita diskriminatif dan menjatuhkan. Dari kubu yang pro Ahok selalu berusaha menyebarkan opini bahwa kerja Gubernur saat ini sangat buruk. Padahal menurut saya pak Anies itu sudah sangat maksimal dan out of the box dalam menjalankan roda pemerintahan saat ini.
Kreatifitas yang dilakukan oleh pak Anies yang paling fenomenal antaralain menutup kali item dengan jaring dan mewarnai pembatas jalan menjadi warna-warni. Oh iya isu penggantian walikota Jakarta Via pesan singkat juga viral. Kebijakan pak Anies ini banyak dikecam dan di nyinyir oleh para lawan politiknya seolah-olah semua yang pak Anies lakukan salah.
Kita harus berfikir positif terhadap semua kebijakan yang menuju kebaikan, menutup kali dengan jaring dan menyemprotkan pewangi di kali item itu terobosan yang sangat mutahir dan anggaran yang tidak sedikit demi menyambut gelaran Olahraga Asian Games 2018 agar bau kali yang menyengat tidak mengganggu para atlet. Bukan tanpa alasan Pak Anies membuat kebijakan yang nyeleneh begini gaes, beliau kan bukan arsitek dan belum berpengalaman dibidang per-kali-an. Maklum lah jika soal kali item ini kebijakanya terkesan serampangan dan hanya menghabiskan anggaran. Lagi pula kita juga butuh spot foto baru yang tidak ada di negara lain. Sudah bagus pak Anies mau menanggulangi bau di kali, kalau di negara lain pasti sudah dibersihkan dan di rubah sungainya menjadi ramah lingkungan. Pak anies tetap menjaga agar kali tetap seperti ciri khas Jakarta yang kotor dan hitam. Emejing…
Kemudian muncul lagi nyinyiran tentang jalur sepeda yang terhalang oleh tiang lampu jalan dan tiang listrik, janganlah kalian berfikiran bodoh. Itu salah PLN yang mendirikan tiang disitu tanpa bertanya rencana jangka panjangnya apakah mau dibuat jalur sepeda apa enggak. Salahkan saja Gubernur sebelumnya karena mengizinkan tiang berdiri disitu padahal sangat membahayakan, SetNov saja sampai terluka gara-gara menabrak tiang listrik. Usulkan saja pada PLN semua tiang listrik dijakarta untuk diganti dengan yang fleksible agar bisa dipindah dengan mudah. Jangan salahkan Pak Anies gaes!
Pembatas jalan dan tepi trotoar yang di cat warna-warni, ini juga di nyinyir netizen karena mirip kue lapis. Padahal tujuanya itu baik, mempercantik kota Jakarta agar lebih menarik seperti kampung pelangi di semarang, atau di beberapa daerah lainya. Janganlah kalian mencacinya karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk proyek pengecatan ini, kalau tidak sepakat salahkan Pak Ahok saja kenapa gak dibikin warna-warni dari dulu.
Gaes, jangan lupa kalau pak Anies itu manusia biasa tempatnya luput dan salah. Jangan hanya karena kalian pendukung ahok terus kebaikan pada pak Anies tak pernah terlihat seperti kekasih yang tak dianggap. Jangan pula sebaliknya, kalian pendukung Pak Anies jangan terus menganggap kalau pak Ahok itu Kecebong karena kecebong saja bisa berubah jadi katak dalam waktu 45hari, apalagi pak Ahok yang menjadi simbol pemimpin cerdas hari ini pastilah sekarang sudah bukan kecebong lagi.
Belajarlah menghargai karya pemimpin bangsa, karena merekalah yang menjadi icon dari setiap daerah yang mereka pimpin. Kalau ada yang korupsi, mungkin dia khilaf sesaat, kita tunggu saja khilaf yang berikutnya. Hehehe.
Kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Gubernur Anis Baswedan adalah sebuah terobosan yang bertujuan baik, karena pada dasarnya semua program perencanaan pemerintah daerah bertujuan demi masyarakatnya, kecuali yang enggak. Mari kita sama-sama belajar menghargai pemimpin bangsa.