Kuliah Itu Meningkatkan Pendidikan Apa Gaya Hidup – Sepertinya pertanyaan dalam judul tidak patut untuk di pertanyakan, pasalnya kampus adalah lembaga pendidikan. Tetapi dalam suatu malam atau tepat-nya malam dimana saya menulis tulisan ini, tiba – tiba terbesit pertanyaan demikian
Harapan akan masa depan cerah selepas mengenakan baju toga sudah terbayang sejak semester 7 lalu. Tak hanya sampai disitu saja, memiliki rumah mewah minimalis, menggunakan gadget terbaru, memiliki mobil, pekerjaan kantoran, dan segudang kemudahan sudah dibayangkan di benak jauh – jauh hari
Lantas, yang menjadi pertanyaan apakah pendidikan mengajarkan demikian? bukan-kah itu adalah pemikiran akan gaya hidup dan bukan pemikiran akan kaum terdidik?
Jika di saat awal – awal mengenyam bangku perkuliahan kata mahasiswa sebagai agen of change, agen of social control sangat menggema. Apalagi saat OSPEK yang sangat heroik dengan lantunan lagu – lagu perjuangan macam buruh tani dan totalitas mahasiswa. Namun, kenapa saat menginjak detik – detik mengenakan baju toga menjadi gaya hidup “wah” yang dibayangkan?
Meskipun memang bukan salah memiliki cita – cita yang demikian, tetapi ditakutkan bahwa mahasiswa sebagai agen of change adalah agen perubahan gaya hidup menjadi “serba mudah dan mewah”, kalo kesampaian si mending, tapi jika tidak maka stress akan melanda. Mahasiswa sebagai agen of social control adalah mahasiswa yang menajadi kontrol sosial dan mengajarkan cara hidup gaya kekinian yang banyak individualis dan menjadi robot pekerja pabrikan
Baju Toga, Kegembiraan Menyambut Ketertindasan
Saat baju toga dikenakan. Sorak – sorai penuh kebahagian. Kegembiraan telah menyelesaikan study dan siap bertempur menapaki karir. Namun, diluar gedung kampus, sudah ada ratusan manager yang akan menampung kamu menjadi karyawan dan menindasmu dengan segudang pekerjaan
Yah, itu mungkin terlalu idealis, tetapi kalau di refleksikan kembali, bahwa saat selesai kuliah maka selesailah sudah kemerdekaan. Kamu akan mulai hidup sebagai pekerja. Tak semua memang akan menjadi pekerja, sebagian mungkin akan berwiraswata dan menjadi bos. Tapi ada yang lebih parah lagi, yakni kesana – kemari mencari pekerjaan tak kunjung membuahkan hasil
Yang jelas, ketika sudah menjadi mahasiswa sebaiknya jangan terlalu membayangkan yang indah – indah melulu. Dunia selanjutnya adalah terjawabnya pertanyaan bahwa “dunia tak semenakutkan yang kau tbayangkan atau dunia tak seindah yang kau impikan”.
Lalu, ketika sudah menjadi mahasisa, bukan berarti kamu harus kerja di tempat yang berkantor dan ber-AC, tanah ini subur dan luas, memiliki cita – cita sebagai petani atau peternak mungkin boleh – boleh saja. Jangan sampai kita kelaparan ditanah yang subur atau kekurangan beras dilumbung padi