Dear Dosenku Yang Tercinta
Kalian adalah sosok yang selalu aku banggakan, karenamu lah aku bisa mencicipi manisnya bangku perkuliahan. Tak hanya rasa manis, asam dan pahit-pun aku mencicipinya. Padahal, aku bukanlah anakmu, bukanlah saudaramu, namun engkau sangat berbaik hati sehingga mau mengajariku ilmu-ilmu yang tak pernah aku ketahui dahulu, lebih tepatnya sangat asing ditelingaku
Tak pernah sedikit-pun aku akan bisa membalas jasa-jasamu
Namun, terkadang sebagai seorang mahasiswa biasa, mahasiswa yang masih membutuhkan belas kasih, dan jika aku boleh memohon pada tuhanku, aku akan berdoa bahwa “pak, aku hanya meminta waktumu 5 menit dari 24 jam waktumu dihari ini, aku ingin meluluskan studiku diwaktu yang tepat, 5 menit aku pikir masih sangat lebih jika hanya untuk membubuhi tanda tangan di tugas ahirku”
Namun, aku juga sadar diri, bahwa siapalah aku yang harus diberikan waktu untuk melakukan hal yang tak berguna itu. Aku juga menyadari bahwa selama 4 tahun ini kau sudah sangat banyak memberikan ilmu padaku, tak sepantasnya aku masih menginginkan yang lain lagi
Dosenku yang aku cintai
Bukan maksudku ingin membuatmu marah jika dalam bimbingan kadang masih banyak sekali kesalahan yang membuatmu repot hingga harus mengoreksi lembar yang banyak, aku sangat berterima kasih jika engkau selalu meluangkan waktu untuk membimbingku dalam menyelesaikan tugas ahir
Kadang, dalam bimbingan itu, engkau banyak meng-cancel waktu yang sudah kita janjikan dihari sebelumnya. Aku memaklumi itu, karena memang aku hanyalah orang yang membuatmu repot ditengah urusanmu yang penting itu. Aku menyadari, bahwa tugas ahirku harus menjadi tanggung jawabku, namun aku masih merepotkanmu
Dosenku yang aku cintai
Aku masih mengingat, bahwa di tengah jadwal kuliah terkadang engkau mewajibkan kami untuk membeli bukumu, namun maaf, kala itu aku sedang tak punya uang. Aku belum bisa membuatmu bangga denganku karena membaca buku yang itu pasti mencerdaskan-ku. Aku sangat maklum jika engkau memberikan nilai B padaku dan nilai A yang membeli bukumu itu. Ya, karena yang mebeli bukumu itu pasti lebih banyak ilmunya karena bacaan itu, aku hanya membaca yang lain
Apakah engkau masih mengingat kala aku tak masuk dan engkau memberikan nilai A padaku? aku sangat berterimakasih untuk itu, padahal aku jarang sekali masuk, namun engkau sangat bermurah hati hingga memberikanku nilai yang bagus sama seperti yang aktif selalu masuk kelas kuliahmu. Engkau sangat murah hati
Aku juga masih mengingat kala engkau memberikan nilai di semua kelasku dengan nilai C. Kami menyadari bahwa hasil pembelajaran tak ada yang mampu kami serap, sehingga tak satupun yang mendapatkan nilai B, apalagi A. Kami ingin membahagiakanmu, namun ternyata kami belum bisa mengerti apa yang emngkau ajarkan hingga kami sangat menerima jika 1 kelas mendapatkan nilai C
Satu lagi, aku memang menyadari bahwa si-Rina itu adalah gadis yang cantik dan rajin, hingga dia selalu mendapatkan nilai yang bagus. Aku sempat ceburu pada rina, selain cantik dia juga bisa dekat dengan banyak dosen. Kami susah untuk bisa membanggakamu, para lelaki kadang memang bandel, dan aku lelaki bagin dari itu mungkin
Dosenku yang aku cintai
Beberapa kali memang kami sempat berfikir negatif padamu, bukan, pada beberapa dosen tepatnya. Namun, dalam lubuk hatiku, aku sangat berterimakasih padamu, karenamulah aku bisa memiliki wawasan, karenamulah aku bisa melihat dunia dengan lebih terang
Dear Dosen
Aku hanya ingin bahwa engkau selalu memberikan masukan untuku, untuk perkembanganku yang lebih baik. Akupun ingin demikian padamu, dosenku yang kucintai
Mungkinkah si Dosen itu Ayah? Entahlah… 😀
Nice mas